mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan luas (wan)
mendiagnosis
permasalahan perangkat yang tersambung jaringan luas (wan)
Komputer yang terhubung jaringan berbasis luas (WAN)
sering kali mengalami gangguan maupun kerusakan baik dari sisi hardware atau
software. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pengguna, gejala alam ataupun
komputer yang terhubung dalam sistem jaringan berbasis luas (WAN).
Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah :
2.1.1 Tegangan Listrik
Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila
tegangan yang dihasilkan tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati
mendadak dari sumber PLN. Hal tersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua
peralatan yang kita gunakan bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita gunakan
tidak baik atau tidak stabil, dapat menyebabkan peralatan yang kita gunakan
mudah rusak.
2.1.2
Mati atau tidak berfungsinya komponen
pada perangkat jaringan berbasis luas.
Hal ini dapat disebabkan gangguan alam (misalnya
petir), tegangan listrik yang tidak baik, ataupun pemakaian yang terus menerus
tanpa perawatan berkala yang baik. Kerusakan pada perangkat / hardware dapat
dideteksi dengan melihat nyala lampu indikator, baik indikator power (sumber
listrik) maupun indikator kinerja lainnya.
2.1.3
Gangguan pada perangkat software
Ganguan juga dapat terjadi dari software yang ada di
Server atau PC client, ataupun router. Gangguan ini dapat disebabkan oleh tidak
jalannya aplikasi (hang), konflik IP Address sampai pada kesalahan konfigurasi yang
dilakukan oleh administrator. Pada poin ini, seorang administrator harus
benar-benar menguasai konfigurasi perangkat software yang digunakan untuk
mendeteksi masalah dan memberikan solusinya.
Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan
pada jaringan WAN, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui indikasi
(tanda-tanda) terhadap kerusakan tersebut baik secara hardware maupun software.
Secara garis besar langkah-langkah untuk mendeteksi keruksakan adalah sebagai
berikut :
a.
Melakukan
pengecekan secara hardware dengan memeriksa nyala lampu indikator pada
masing-masing perangkat (NIC, Switch, Router, Modem) serta konektor dan kabel
yang digunakan.
b. Langkah
berikutnya, lakukan pengecekan pada software, apakah berjalan secara normal
ataupun mengalami hang, jika sistem mengalami hang, maka lakukan
restart pada perangkat tersebut.
c.
Selanjutnya
cek koneksi jaringan secara software dengan perintah ping secara bertahap mulai
dari node yang terdekat sampai pada alamat internet.
d. Jika terdapat
koneksi yang terputus (time out), maka lakukan pengecekan pada
konfigurasi pada software mulai dari IP Address, Gateway, DNS Server, NAT,
Firewall dll. Dan pastikan semua telah dikonfigurasi dengan benar.
e.
Jika masih
belum ditemukan permasalahannya dan sudah dipastikan tidak ada permasalahan
instalasi dan konfigurasi yang kita bangun (CPE), maka hubungi ISP di mana kita
mendapatkan akses internet, mungkin permasalahan ada di pihak mereka.
Secara global permasalahan dan indikasinya yang
sering terjadi pada jaringan sebagai berikut :
NO
|
PERMASALAHAN
|
INDIKASI
|
SOLUSI
|
1
|
Kerusakan
pada NIC, Switch, Router, Modem dll
|
Lampu
indikator power mati
|
Ganti
perangkat
|
2
|
Sistem
pada switch, PC, Router dan Modem hang
|
Lampu
indikator kerja menyala terus menerus (tanpa berkedip)
|
Restart
perangkat
|
3
|
Kesalahan
setting IP Address
|
Tidak
bisa ping ke gateway / sesama network
|
Seetting
ulang IP Address
|
4
|
Kesalahan
setting Gateway
|
Dapat
ping ke sesama network tetapi tidak dapat ping ke luar network / WAN
(internet)
|
Setting
ulang gateway
|
5
|
Kesalahan
setting DNS server
|
Dapat
ping ke alamat IP server tetapi tidak dapat ping ke alamat domain internet
(misalnya google.com)
|
Setting
ulang DNS Server
|
6
|
Kesalahan
setting NAT
|
Klien
dapat ping ke gateway tetapi tidak dapat ping ke internet.
|
Setting
ulang NAT pada router
|
Disamping itu
secara default pada firewall aktif sistem operasi windows akan menutup
paket ping yang masuk, sehingga komputer tersebut dapat melakukan ping ke
komputer lain, tetapi tidak bisa dijadikan tujuan ping. Untuk praktek sebaiknya
firewall dinonaktifkan terlebih dahulu, agar dapat saling ping antar komputer
(node).
Selain itu
pemahaman terhadap bandwith (lebar pita) yang kita miliki ketika kita mendaftar
sebagai pelanggan pada sebuah ISP untuk mendapatkan akses internet / jaringan
WAN juga sangatlah penting. Secara umum bandwith dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.
Analog Bandwith yaitu adalah
perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah
rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik,
yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu
saat.
b. Digital bandwith yaitu adalah
jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi
dalam satuan bits per second tanpa distorsi (penyimpangan / utuh).
Bandwith
dalam jaringan komputer tergolong digital bandwith bukan analog bandwith.
Istilah lain yaitu data transfer rate ialah jumlah data yang dapat
dibawa dari sebuah titik (node) ke titik (node) lain dalam jangka waktu
tertentu biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga
dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Sebuah perusahaan ISP misalkan Telkom
Speedy dalam menawarkan product-nya (paket internet) selalu menyertakan
bandwith yang disediakan untuk tiap user yang menjadi haknya.
Perhatikan
salah satu contoh paket yang ditawarkan yaitu Paket Chat dengan kecepatan
1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream. Jika mendaftar paket ini maka kita akan
mendapatkan kecepatan downstream / download (kecepatan transfer data dari
internet menuju komputer kita) sebesar 1 Mbps / 1000 Kbps dan kecepatan
upstream / upload (kecepatan transfer data dari komputer kita menuju internet
sebesar 256 kbps. Selain itu sebuah ISP juga memiliki 2 type bandwith yang
ditawarkan yaitu up to / share dan dedicated.
a.
Bandwith up to / share adalah jenis bandwith yang memiliki
kecepatan maksimal (up to) sesuai yang ditetapkan dan biasanya menggunakan
rasio perbandingan 1:4 atau 1:8, artinya kecepatan upload/upstream 1/4 atau 1/8
dari kecepatan download/downstream.
Hal ini dapat dianalogikakan sebagai
berikut :
Ada
sebuah pipa ledeng dialokasikan untuk menyalurkan air sebesar 10.240 cc per
detik (10 Mbps) dan dialokasikan untuk 160 pelanggan. Setiap pelanggan dipasang
keran induk dengan kemampuan mengalirkan air sebesar 1.024 cc per detik (1
mbps).
·
Jika ke-160 pelanggan tersebut membuka
kerannya secara serentak maka masing-masing hanya mendapat 64 cc per detik (64
kbps);
·
Jika ada 40 pelanggan yang membuka
keran secara serentak maka masing-masing mendapat 256 cc per detik (256 kbps);
·
Jika ada 4 pelanggan yang membuka keran
secara serentak maka masing-masing mendapat 1.024 cc per detik (1 mbps) karena
kemampuan keran pelanggan hanya sebesar itu; dan seterusnya.
Jadi
kecepatan koneksi yang didapat seorang pelanggan tergantung pada aktifitas
pelanggan lainnya. Dengan begitu para pelanggan harus memaklumi kalau pada
jam-jam sibuk hanya mendapatkan kecepatan koneksi yang kurang memuaskan.
Telkom
speedy menggunakan type ini, sehingga berapapun bandwith yang didapatkan
kliennya tidak dapat di komplain, karena memang kontraknya demikian.
b.
Bandwith Dedicated yaitu jenis bandwith yang memiliki
perbandingan rasio 1:1 dan dengan kecepatan yang lebih terjamin sesuai yang
ditawarkan dalam kontrak. Jika Anda membeli kecepatan koneksi tertentu,
misalnya 1 Mbps, untuk dipakai sendirian maka Anda dijamin (secara relatif)
mendapatkan kecepatan sebesar itu. Penggunaan secara sendirian disebut CIR (Committed
Information Rate) 1:1. Boleh jadi anda membeli kecepatan koneksi 1 Mbps
tapi dibagi 2 dengan pelanggan yang lainnya (CIR 1:2), itu artinya kecepatan
yang dijamin untuk anda adalah 512 kbps tetapi memungkinkan anda mendapat 1.024
kbps (1 mbps) jika kebetulan pelanggan lain tersebut tidak sedang melakukan
aktifitas. Jika bandwith yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang ditawarkan
maka kita berhak mengajukan komplain kepada ISP tersebut.
Komentar
Posting Komentar